Bukan The Power Of Kepepet #3


Selamat sore Mas, Mbak, Pak, Buk. Bagaimana kabarmya? Semoga tetap sehat dan dalam lindungan Allah, Aamiin.
Bukan The Power Of Kepepet #3
Bukan The Power Of Kepepet
Bukan The Power Of Kepepet #3 - Mungkin artikel kali ini adalah part terakhir cerita dengan judul yang sama, saya ingin semua cerita saya selesai pada part ketiga ini, agar bisa menulis artikel lain, yang tidak semata-mata judul itu saja.

Pada cerita sebelumnya saya dibawah pada kegagalan dalam menjalani Bisnis Trading Forex. Kebingungan kembali melanda, saya ingin sekali punya pemasukan agar tidak selalu menjadi beban keluarga, sudah sarjana tapi belum kerja, apa mungkin saya akan tetap seperti ini? merepotkan keluarga, dan minta duit jajan? (untungnya saya tidak seperti itu). Perjalanan cerita dimulai:

Power Itu Hadir

Saya memutar otak (istilah keren kalau sedang mencari ide :D) untuk segera mendapatkan pekerjaan. Kira-kira apa yang bisa saya lakukan bisa menghasilkan duit (pokok pikirannya duit melulu waktu itu, sampai sekarang masih sama sih). Sembari memutar otak, saya jadi teringat dawuh Guru Besar saya, beliau pernah dawuh kepada kami saat penerimaan mahasiswa baru di kampus, kira-kira seperti ini sepenggal isinya:
Kalau mau mencari uang itu gampang, tangan bergerak pasti dapat uang, gak perlu muluk-muluk.. 
Penafsiran-nya begini, kalau saya setuju tapi entah menurut para pembaca: Meskipun kamu tidak sekolah sekalipun, cari uang itu bisa dan gampang, gerakin tanganmu dibawah lampu merah kamu bakal dapat uang, gerakin tanganmu dari rumah ke rumah kamu bakal dapat uang (alias ngamen). Ini berarti beliau memberi tahu kami, bahwa sekolah ataupun kuliah bukan inti untuk mencari uang, melainkan agar kita sebagai manusia bisa dianggap sebagai layaknya manusia (yang berakal dan berakhlaq). Kamu kuliah sampai setinggi-tingginya kalau memang uang tidak datang sebab gelar kuliahmu jangan menyesal, uang tidak dicari dengan gelar, melainkan dicari dengan usaha, doa dan waktu yang kamu keluarkan untuk mencarinya, gelar hanya perantara saja, tanpa perantara gelar ada juga yang banyak dapat uang nomplok.

Guru Besar saya secara tidak khasat mata seakan memberi power (kekuatan) kepada saya, power ini yang membuat semangat, power ini hadir pada saat saya memang sedang membutuhkan, jika ada yang bertanya siapa Guru Besar saya? Saya akan menjawab dengan bangga, beliau adalah KH. Muhammad Sholeh Bahrudin Kalam. Beliau adalah pengasuh dan pendiri Pondok Pesantren Ngalah dan Yayasan Darut Taqwa. (Sedikit promosi, barangkali ada ponakan, adik atau saudara kamu yang ingin mondok disana, silahkan kunjungi dulu websitenya Ngalah.net, baru kunjungi pesantrenya. :D )

Bismillah, semoga niat baik saya ini dapat diterima. Setelah mengingat dawuh Guru Besar  yang selalu memberi penyejuk bagi pendengarnya, saya ingin memutuskan untuk menjalani hobi saya ngeblog sebagai sarana saya menyalurkan hobi (ini yang pertama) dan InsyaAllah sebab ngeblog saya bisa mendapatkan penghasilan (ini yang kedua).

Kenapa mengambil keputusan itu? Kenapa tidak menjadi guru saja, mengingat mimin sarjana pendidikan? Menjadi guru kan bisa membuat ilmu mimin lebih barokah, bukan begitu? Kalau tidak menjadi guru, ilmu hanya bermanfaat untuk mimin saja, tapi kalau menjadi guru ilmu menjadi manfaat barokah, bagaimana? Ayolah manfaatkan ilmu mimin dengan menjadi guru, untuk menyalurkan ilmu yang mimin peroleh selama kuliah dulu.

Jujur saja, saya agak merasa kebingungan jika harus menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Pada intinya, bukan saya tidak ingin menjadi guru (meski pada artikel sebelumnya saya pernah memberi penjelasan mengenai hal ini), saya ingin menjadi guru, tapi setelah ada penghasilan yang baik dan cukup untuk saya, cukup untuk pergi haji bersama keluarga, cukup beli rumah, cukup beli mobil dan lainnya :D.

Menjadi guru bukan untuk bekerja melainkan untuk menyalurkan ilmu yang pernah didapatnya dari proses pendidikan sebelumnya. Tapi apakah sanggup jika seorang guru itu tidak dibayar? Inilah yang menjadi salah satu alasan saya tidak menjadi guru terlebih dahulu, sebelum saya mempunyai pekerjaan yang bisa memberi penghasilan cukup (seperti diatas :D). Guru bukan pekerjaan (menurut saya) melainkan sebuah profesi mulia mencerdaskan anak bangsa, maka dari itu cap seperti:
Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa..
memang benar-benar terasa, mengingat guru pada zaman dahulu tidak mengambil upah dalam menjalankan tugas mulia ini, mereka ikhlas memberikan ilmunya demi majunya anak bangsa. Maka jangan heran jika guru pada zaman dulu bisa dikatakan sebagai guru yang paling sukses, karena pikiran mereka murni untuk mengajar, bukan untuk mencari upah. Dan sekarangpun, seorang guru tetaplah pahlawan tanpa tanda jasa, saya masih menganggap mereka murni mengajarkan ilmunya kepada kami, bukan hanya untuk upah semata, dan kalaupun mereka mendapatkan upah, itu bukan karena mereka mengajarkan ilmunya kepada kami, tapi karena rasa terima kasih pemerintah kepada seorang guru yang rela mendidik kami agar menjadi manusia yang sesungguhnya. Terima kasih Cikgu. (Sebentar, kenapa tiba-tiba saya pidato seperti ini, waduh-waduh maaf kalau nyeleweng).

Full Time Blogger

Akhirnya saya memutuskan untuk menjadi seorang Full Time Blogger, saya ingin hobi ini bermanfaat minimal untuk saya pribadi, kalaupun bisa bermanfaat untuk para pembaca, saya akan lebih bersyukur karena sekalian sedekah ilmu, Alhamdulillah.

Dari sinilah cerita sebenarnya dimulai, saya akan merasakan bagaimana menjadi seorang full time blogger, apa saja rintangan yang akan dihadapi, suka duka apa yang akan saya ceritakan dalam blog ini, semua masih menunggu waktu. Semua pengalaman yang telah saya tulis sebelumnya merupakan sedikit cerita perjalanan saya move on dari ketidakpastian menuju menjadi seorang blogger (beneran). Blogger? Mungkin banyak yang memandang sepele hal ini, mengingat tidak ada tujuan pasti yang dijalankan para pemain blogger. Mereka yang menganggap sepele blogger, saya kira wajar-wajar saja karena memang mereka belum terjun langsung menjadi seorang blogger, ibarat kata kamu tidak akan mengetahui kalau ternyata gula itu asin sebelum mencoba sendiri. Oke, Pertama perkenankan saya untuk kembali ceramah diatas podium ini.
Blogger Connecting People
Blogger Connecting People
Yang perlu saya jawab pertama adalah, Apa tujuan dari seorang blogger? Blogger Connecting People, itu jawaban dari bahasa keren-nya, kalau mau jawaban secara Islami, Blogger itu Silaturahmi. Kenapa saya bisa bilang seperti itu?  InsyaAllah akan saya jawab pada artikel berikutnya saja, kalau dijawab sekarang, artikel ini akan terlalu panjang, gak enak kalau ada terlalunya, itu sama halnya dengan berlebihan, dan berlebihan itu tidak baik menurut agama :D (alasan).

Ok terima kasih sudah singgah sebentar dan membaca artikel tak karuan ini, Bukan The Power Of Kepepet sudah tamat, artikel berikutnya InsyaAllah saya akan membahas tentang Tujuan Menjadi Seorang Blogger.


0 komentar

Berkomentarlah sesuai topik artikel & Mohon tidak melakukan spam atau komentar negatif

View MoreARTIKEL PILIHAN