Sonkaji Blog's

Selamat sore dunia! Sudah minum kopi sore ini?


Sekarang tanggal 6 bulan januari tahun 2016 pukul 2 menjelang sore, saya sedang berada di depan komputer di temani lantunan musik jawa, secangkir kopi hitam dan sebungkus rokok, sedang mencari inspirasi nulis buat blog ini.

komputer wapik tenan - diambil dikamar saya

Oh ya, perkenalkan nama saya Sonhaji Asy'ari umur masih 0.24 abad, dari kota kerajaan majapahit, berusaha rajin menabung, baik dan sopan, status masih ngambang di atas awan, kalau saya merasa single tapi masih punya hubungan long distance, entah berapa lama hubungan ini akan bertahan. Daripada ngomongin masalah hubungan asmara, mending saya cerita pengalaman sampai pada akhirnya saya membuat blog Sonkaji Blog's ini.

Blog ini sengaja saya buat sebagai blog pribadi saya sendiri, nulis unek-unek dan pengalaman saya sehari-hari. Meski pun saya bukan orang penting yang harus ditiru dari segi pengalamannya, tapi setidaknya saya punya kisah sendiri untuk diceritakan kepada anak dan cucu saya kelak, lebih bersyukur lagi kalau bisa buat inspirasi sobat pembaca.

Hobi saya ngeblog, desain dan bermain game sepakbola, aktif ngeblog dari tahun 2009, dan blog pertama yang saya buat waktu itu adalah soen-asy.blogspot.com, tapi blog itu sudah musnah ditelan masa, karena tidak dirawat sama sekali dan akhirnya saya hapus. Sempat vakum ngeblog sekitar satu tahun karena tuntutan saya mencari ilmu di pesantren. Sekitar pertengahan tahun 2011 saya mulai lagi dengan membuat blog baru dari wordpress di pesantren, bernama an****bi.wordpress.com (sensor, karena malu) blog itu saya buat karena ter-inspirasi dari blog terselubung yang fenomenal, blog berisikan ratusan konten copy-paste yang dibaca puluhan ribu orang setiap harinya.

Create New Blog

Blog kedua itu saya buat sama dengan blog terselubung, yaitu dengan mengisi konten copy-paste dari puluhan blog orang lain, misi saya waktu itu ingin menyamai blog terselubung dalam segi tenar dan pengunjung, mungkin itu akan membuat saya sedikit bangga, karena anak ABG yang masih di pesantren, tapi go-online dengan blog copy-pastenya. Untuk menggapai misi itu, saya rajin mengisi blog saya dengan konten copy-paste setiap harinya minimal 10 artikel, lalu kemudian saya rajin promosi juga di berbagai tempat, dari sosial media facebook, twitter, forum, dan blog-blog lain, sampai saya datang ke rental sablon untuk memesan kaos dengan tulisan besar di depan dan belakang " AN****BI.wordpress.com " tidak cukup di kaos saja, saya juga pernah coret-coret tembok jalanan pakai pilok dengan menuliskan link blog saya tadi, sungguh masa lalu yang kelam.

Mission Came True, But...

Misi saya kemudian tercapai pada tahun 2012, blog saya sangat ramai di kunjungi, rata-rata perhari bisa mencapai 5.000 - 10.000 an pengunjung, hal itu membuat saya makin semangat untuk menambah jumlah artikel yang setiap harinya minimal 10 menjadi minimal 20 dan menarik pengunjung lebih banyak lagi. Dan pada tahun berikutnya (sekitar pertengahan tahun 2013) memang pengunjung bertambah banyak sesuai misi saya, tapi rasa bangga perlahan lenyap entah kenapa. Padahal apa yang saya inginkan dulu telah terwujud, blog banyak pengunjung, teman-teman di pesantren banyak yang lebih mengenal saya, bahkan saya mempunyai julukan baru dari teman-teman dan guru-guru dengan nama blog saya "Kang An****Bi" (ini bukan alur cerita seperti di sinetron-sinetron, karena memang ini secuil cerita yang saya bawa dari pesanten).

My Identity

Pada saat saya merasa di atas awan, pada saat itu juga saya tidak pernah lagi urus blog itu, tidak pernah lagi posting artikel, saya biarkan blog itu apa adanya. Saya hanya ingin fokus di pesantren, mengaji (meskipun sering nyeleweng), menghapalkan nadzom-nadzom (meskipun sedikit). kuliah (meskipun jarang buat tugas dan sering bolos), mencoba mentaati peraturan (meskipun sedikit nakal), tapi setidaknya saya tidak melakukan hal negatif yang dilarang agama dan negara, saya bersyukur bisa menjadi anak yang bisa mengenyam pendidikan di pesantren, meskipun menurut orang lain mungkin saya termasuk santri gagal, karena tidak menjadi ustadz atau kiai (ada saja yang bilang seperti itu). Tapi menurut saya pribadi, pesantren tidak mencetak generasi-nya untuk hanya menjadi ustadz, tokoh agama, atau pun kiai yang memiliki banyak santri. Melainkan, pesantren adalah sarana pendidikan untuk menjadikan generasi manusia modern yang mengikuti zamannya, berasaskan agama sebagai pegangan hidupnya, mampu menjadi manusia multikultural dan pluralisme. (mungkin definisi itu terlalu mencolok, tapi memang saya rasakan seperti itu).

Look To The Past & Future

Pada pertengahan awal tahun 2015 saya telah menyelesaikan pendidikan saya di pesantren, dan barengan dengan kuliah saya yang juga selesai, saya kuliah mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Arab di Universitas milik pesantren (tapi saya tidak bisa ngomong bahasa arab). Kenapa tidak mengambil jurusan Teknik Informatika atau Komunikasi saja, jika punya hobi ngeblog dan desain? Telat, jika kamu bertanya seperti itu sekarang, karena saya sudah di wisuda tahun lalu.

Saat sudah pulang ke kampung halaman, bulan-bulan pertama merasa nyaman di rumah karena sudah tidak ada belenggu peraturan seperti saat di pesantren, tidak boleh membawa handphone, tidak boleh nonton televisi semalaman, dan lainnya. tapi beberapa bulan kemudian saya di bawah ke zona baru, yaitu harus bekerja untuk bisa mandiri karena saya sudah cukup dewasa (mungkin). Banyak tawaran yang di beri dari teman-teman bapak saya untuk menjadi guru di yayasan atau sekolahan, tapi saya bingung antara saya terima atau saya bilang maaf, karena saya lihat, passion yang ada dalam diri saya tidak cocok untuk menjadi guru (GuRu: Di gugu lan Di Tiru / Diteladani dan Ditiru) padahal saya anak yang dulunya nakal dan suka bolos saat di pesantren, dan sekarang disuruh menjadi guru, wow..!!- bagaimana anak orang yang nanti menjadi murid saya!?

Pada akhirnya saya coba mencari solusi lain sekiranya saya bisa mempunyai penghasilan, saya searching di internet bagaimana memulai bisnis online, ternyata banyak sekali peluang usaha dari bisnis online, dari banyaknya peluang usaha itu, dari situ juga saya bertambah bingung harus bagaimana dan memulai usaha bisnis online yang mana. Setelah lama googling, tenyata saya lapar belum makan, mungkin itu yang membuat saya bingung.

Pas gak bingung karena udah makan, saya teringat blog saya yang an****bi itu, akhirnya coba saya lihat dan masuk ke dasbor, alangkah saya terkejut wow (lebay) ternyata blog yang telah sekian tahun saya tinggal masih memiliki pengunjung yang lumayan.

Statistik Blog An****bi

Apa alasan blog itu dulu saya tinggalkan? Saya malu punya blog yang hasil artikelnya murni copy-paste dari blog atau website orang lain, mungkin dari blog itu yang bisa saya banggakan adalah cara saya membangun dan memunculkannya di SERP pada waktu itu, rajin promosi, bikin kaos sampai mem-pilok tembok (atau mungkin tidak bisa dikatakan bangga kalau coret-coret tembok). Tapi konten blog itu tidak sama sekali membuat saya bangga, karena bukan hasil tulisan saya, atau minimal bukan hasil rewrite saya.

Dari pengalaman itu saya mencoba menjadi seorang blogger beneran, dengan memberikan konten yang berkualitas dan unik, serta memberi kontribusi yang positif, meskipun hasil rewrite. So, pesan buat para copaser dan diri saya sendiri:
Berhentilah mengambil hak karya konten orang lain.!! Karena itu sama halnya kamu mencuri kotak amal mereka.!! By Syafii Nasution @Juragancipir
Ada sebagian orang bilang, copy-paste itu boleh-boleh saja, jika telah izin kepada pemilik konten dan mencantumkan link alamat konten asli, saya juga setuju dengan pendapat itu, tapi alangkah baiknya jika konten kita hasilkan sendiri meskipun rewrite dengan bahasa dan aksen kita, kan itu lebih bisa dikatakan bangga karena ada usaha untuk menulis.
Bukankah kegiatan blogging 99% adalah menulis? Bukan copy-paste konten orang lain! Karena copy-paste adalah kegiatan anak smp yang sedang cari tugas makalah di Internet. By Syafii Nasution @Juragancipir Again
Ini merupakan pengalaman saya selama ngeblog, dan dari situ saya pun mempunyai ide untuk membuat blog baru yang mungkin nanti-nya bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah masuk ke rekening saya, Aamiin.

To Be Continued...



0 komentar

Berkomentarlah sesuai topik artikel & Mohon tidak melakukan spam atau komentar negatif

View MoreARTIKEL PILIHAN